ESQNews.id, BLITAR - Program Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) Berkarya merupakan hasil kolaborasi Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas 1 Blitar dengan pemilik program ID Survey (Biro Klasifikasi Indonesia, Surveyor Indonesia, Sucofindo), serta pelaksana program ESQ Kemanusiaan.
Program Andikpas Berkarya ini merupakan tanggung jawab sosial sebagai sarana pemerkuat bangsa, yang sejalan dengan visi misi ID Survey, yakni menjadi perusahaan jasa penjamin terintegrasi kelas dunia dan berperan memperkuat bangsa melalui peningkatan kepercayaan.
Sedangkan peningkatan kapasitas dan kualitas suatu bangsa itu melalui pembangunan SDM yang unggul merupakan tugas bersama dalam menciptakan bangsa yang kuat dan negara yang makmur.
"Andikpas Berkarya adalah program pelatihan kemandirian untuk anak didik LPKA yang sedang menjalani masa hukuman, bertujuan agar setelah selesai masa hukuman, mereka dapat kembali ke masyarakat dengan kehidupan yang lebih baik dengan bekal keterampilan kemandirian,” ungkap GM ESQ Kemanusiaan, Dewi Anjani.
Andikpas Berkarya adalah sebutan bagi setiap anak yang menjalani masa hukuman berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum yang tetap di dalam LPKA.
Dalam menjalani masa hukuman mereka banyak diberikan kegiatan positif dari mulai sekolah formal, kegiatan keagamaan, sampai dengan kegiatan keterampilan agar setelah selesai menjalani masa hukuman mereka dapat melanjutan hidup dengan bekal keterampilan dan kemadirian, agar tidak lagi terjerumus ke dalam tindakan yang melanggar hukum.
Salah satu hak yang penting bagi Anak yang berkonflik dengan hukum tersebut adalah hak untuk memperoleh Pendidikan. Hak tersebut diatur dalam Pasal 3 huruf n Undang-Undang Republik Indonesia Tahun Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Dalam Undang-Undang tersebut juga diatur mengenai Pembinaan Keterampilan yakni dalam pasal 85 ayat (3) yang menyebutkan bahwa LPKA wajib menyelenggarakan pendidikan, pelatihan keterampilan, pembinaan dan pemenuhan hak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
<more>
"Harapan dari program ini adalah dapat memberikan skill untuk Andikpas sebagai bekal keterampilan yang mereka miliki pasca menjadi Andikpas. Selain itu program ini diharapkan juga menjadi program berkelanjutan dimana setelah mereka selesai menjalani hukuman mereka dapat mengaplikasikannya di rumah," harap Dewi.
Lebih lanjut, "Dan terkhusus pertukangan kayu, program ini akan dibuat workshop berkelanjutan di dalam LPKA, dimana dapat membantu LPKA dalam memenuhi kebutuhan kursi belajar atau reparasi kursi yang ada di lingkungan LPKA, untuk barber shop mereka dibekali alat pemangkas rambut dan lainnya."
Diketahui, Program ini terlaksana dari bulan September - Oktober 2024. Dan seremoni kali ini, dihadiri oleh Kepala Unit TJSL PT BKI, Kepala Unit TJSL PT Sucofindo dan VP TJSL PT Surveyor Indonesia, Kepala LPKA Kelas 1 Blitar, Kadiv Pemasyarakatan, Kadin DP3AP2KB Kota Blitar, Kepala Dinas Sosial Kota Blitar, BLK Tulungagung, serta lainnya.
Program dengan mengangkat tema "Meningkatkan Motivasi, Attitude, dan Kepribadian Diri" tersebut sukses memberikan dampak positif di lingkungan LPKA Kelas 1 Blitar. Selama sebulan terakhir, tiga materi pelatihan diberikan kepada puluhan anak binaan.
Peserta pelatihan berjumlah 60 orang, masing-masing pelatihan diikuti oleh 20 orang anak binaan. Melansir dari media massa, jumlah anak binaan di LPKA Kelas 1 Blitar, sebanyak 144 anak, terdiri 141 anak putra dan 3 anak putri, dengan rentang usia 14-18 tahun.
Harapannya, anak binaan LPKA Kelas 1 Blitar, yang berada di Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sananwetan, bisa semakin mandiri dan memiliki bekal ketika kembali ke tengah masyarakat. Rabu, 30 Oktober 2024 merupakan seremoni penutupan Program Andikpas Berkarya.
Selama sebulan pelaksanaan Program Andikpas Berkarya, anak binaan mendapatkan tiga jenis pelatihan, yakni pelatihan keahlian dan kemandirian otomotif, pelatihan keahlian dan kemandirian barbershop, hingga pelatihan keahlian dan kemandirian pertukangan kayu (meja dan kursi).
Kepala LPKA Kelas 1 Blitar, Giyono, AMdIP, SH, MH, menyambut positif hadirnya Program Andikpas Berkarya. Materi dalam pelatihan ini bisa menjadi bekal, dan harapannya suatu saat anak binaan bisa mandiri, atau bahkan bisa mendirikan sebuah usaha atau diterima kerja, maka menjadi hal yang luar biasa.
“Harapannya bekal dalam pelatihan ini bisa mengubah nasib dan mindset anak-anak kami. Kami sangat bangga, bisa bersinergi dengan jenengan semua. Program ini juga menjadi salah satu titik penilaian kami dalam agenda Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK), karena berkolaborasi tingkat nasional.
Selain itu, harapannya ID Survey dapat kembali berkontribusi dan merealisasikan mimpi Kalapas untuk memiliki laboratorium komputer, agar anak binaan melek teknologi,” harapnya.
Sedangkan, Kepala Unit Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero), Arif Bijaksana Prawira Negara, mengatakan, materi pelatihan yang diberikan untuk anak binaan adalah materi yang applicable, yang sehari-hari sangat dibutuhkan di tengah masyarakat.
Selama sebulan mereka mendapatkan materi teori dan praktik, sehingga tidak mudah hilang dan bisa menjadi bekal ketika kembali ke masyarakat.
“Harapannya, apa yang mereka dapatkan bisa mereka amalkan, tidak hampa dan bisa menjadi modal,” jelasnya.
Lalu, Kepala Unit TJSL PT Sucofindo, Nuri Hidayat, mengungkapkan, melalui pembekalan tersebut, anak binaan LPKA Kelas 1 Blitar bisa memberikan kontribusi nyata untuk masyarakt ketika sudah selesai menjalani pembinaan. Sebab, semua manusia memiliki potensi, dan jika dibantu potensi itu akan berkembang.
“Inilah yang dilakukan dalam Program Andikpas Berkarya, supaya mereka punya bekal dan mereka bisa berkembang menjadi manusia, sama seperti manusia yang sebelumnya tidak bermasalah dengan hukum,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Cabang PT Sucofindo Surabaya, V. Prio Mudo Purwanto, mengatakan, Program Andikpas Berkarya adalah suatu usaha untuk meraih individual capital, sehingga dengan modal keterampilan tersebut anak binaan akan lebih percaya diri dan bergerak maju.
“Paling tidak individual capital semakin meningkat, dari sebelum, sesudah, dan seterusnya,” harapnya.