Kamis, H / 16 Oktober 2025

Satu-Satunya di Asia! AI Talent Management Jadi Solusi Lahirkan Talenta Digital di Gig Economy Era

Kamis 21 Nov 2024 12:46 WIB

Reporter :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Untuk kedua kalinya, ESQ (ACT Consulting International) menggelar Leaders Breakfast Club (LBC) pada Rabu, 20 November 2024 di Menara 165, Jakarta. LBC hari ini fokus berdiskusi santai terkait dengan "From Gig to Growth: Transforming Talent Placement in the Age of Flexibility."

Ary Ginanjar Agustian (Founder of ESQ-ACT Consulting International) hadir untuk memberikan opening speech. Serta ada 2 narasumber (business leaders terkemuka) dalam forum ini yakni Zulfi Hadi (Director & Chief Solution Officer of Lintasarta) dan Herdy Harman (Human Capital Director at InJourney) diwakilkan oleh Citra Dewi Puteri Iriani (Human Capital Strategy Group Head at InJourney).



Kurang lebih ada 100 orang dari beragam segmentasi yang berkumpul di moment tersebut. Mereka dipandu langsung oleh moderator selama acara berlangsung yakni Putri Pamela (Managing Partner ACT Consulting) untuk membahas perihal cara memilih talenta yang betul-betul berkomitmen, all out saat bekerja, dengan menggabungkan antara strategi human capital dan teknologi di dalamnya (Artificial Intelligence).

Bicara soal teknologi, digital dan Artificial Intelligence (AI), di LBC juga melaksanakan Soft Launching AI Talent Management dari ESQ (ACT Consulting International).



Menariknya, AI Talent Management ini hasil kolaborasi antara ESQ dengan Lintasarta dan Indosat Ooredoo Hutchison serta disupport langsung oleh NVIDIA. Setelah beberapa hari lalu, Ary Ginanjar sharing tentang AI Talent Management di hadapan Jensen Huang (CEO & Founder NVIDIA) secara langsung.

"Ini menggabungkan kerangka manajemen talenta holistik dari ESQ dengan teknologi canggih sovereign artificial intelligence NVIDIA milik Lintasarta, menjadi yang pertama dan satu-satunya di Asia untuk menjamin keandalan dan keamanan solusi AI berbasis talenta," ujar Ary Ginanjar.



Dalam kesempatannya, Ary Ginanjar menjelaskan bahwa saat ini perubahan zaman sudah sangat pesat, "Kita berada di era Industry 5.0 (Personalization Humanization), era digital, dari sinilah lahir Gig Economy.

Dimana SDM kita bekerja tidak lagi ingin di kantor, ingin fleksibel bekerja dimana pun, lalu 3 sampai 6 bulan kemudian resign. Tentu itu cukup menguras waktu untuk memonitor SDM.

Kemudian ditemukan riset (melansir dari beragam media massa) bahwa 62% pekerja di Indonesia merasa mencari pekerjaan sama sulitnya seperti mencari jodoh. 50% millenial merasa bahwa mereka bekerja tidak sesuai minatnya atau passion. 

2 dari 3 pekerja mengatakan bahwa mereka telah menerima sebuah pekerjaan dan kemudian menyadari bahwa pekerjaan tersebut tidak cocok, setengah dari pekerja tersebut berhenti dalam waktu 6 bulan.

Alhasil, 74% perusahaan merasa bahwa mereka telah merekrut orang yang salah. Padahal biaya untuk merekrut atau menemukan talenta seseorang butuh biaya yang sangat mahal dan memakan waktu. 

<more>

Proses saat ini untuk mengidentifikasi talenta memerlukan waktu sekitar 8-26 minggu dan biaya hingga Rp. 380 juta per karyawan. Itupun dibutuhkan ribuan expert atau psikolog untuk menanganinya.

Contohnya jika memiliki 10.000 karyawan maka biaya yang diperlukan 380 juta rupiah x 10.000 = 3,8 triliun rupiah. Proses yang panjang ini secara signifikan menghambat pengambilan keputusan bisnis yang cepat dan meningkatkan risiko ketidaksesuaian dalam penempatan talenta, baik dari segi job fit maupun culture fit [Toggl Blog, 2024].

Mirisnya lagi, hanya 20% yang merasa bahwa pekerjaan mereka sesuai minatnya. Artinya, hanya 1 dari 5 orang atau 19% pekerja di Indonesia merasa pekerjaannya saat ini sangat atau sepenuhnya sesuai dengan keterampilan dan aspirasinya," beber Ary.



Pria yang sudah berpengalaman lebih dari 25 tahun menangani sumber daya manusia itu katakan, "Oleh karenanya kita perlu sebuah kecepatan, ketepatan yang sangat tinggi untuk memonitor seluruh karyawan ataupun rekrutmen dengan AI Talent Management.

AI Talent Management, sebuah Teknologi AI yang inovatif ini memungkinkan solusi yang cepat, tepat, akurat, dan hemat biaya dan menjadi langkah awal untuk identifikasi Talent Fit, Job Fit dan Culture Fit dalam 1 detik. 

Talent fit (kecenderungan alami seseorang yang mempengaruhi apa yang dirasakan, dipikirkan, dan dilakukan). Job fit (kesesuaian antara talenta alami individu dengan kompetensi pekerjaan seperti Ijazah, CV). Serta culture fit (kesesuaian antara talenta alami individu dengan nilai-nilai inti organisasi atau budaya kerja). 

AI Talent Management juga akan mengetahui bagaimana caranya mengembangkan setiap orang tersebut, jadi bukan hanya hard skill tapi soft skill diasah."

Ary berharap, "Dengan adanya AI ini, maka di tahun 2045 kita sudah punya setidaknya 5 juta talent-talent untuk digital. Talent-talent yang dalam kesehariannya 4 E (Enjoy, Ease, Excellent Earn)."

Uniknya, dasar-dasar atau konsep mengidentifikasi talenta seseorang ini sudah ditemukan 25 tahun yang lalu oleh Ary Ginanjar Agustian. Namun seiring perkembangan zaman, sekarang diramu secara digital, disupport dengan AI, lahirlah AI Talent Management ini.



Selanjutnya Zulfi Hadi (Director & Chief Solution Officer of Lintasarta) membenarkan bahwa AI Talent Management by ESQ ini menjadi salah satu yang pertama embedded AI di dalam teknologi yang membahas human capital solution.

"AI atau GPU ibarat anak yang baru lahir. Dengan kemampuan kapasitas otak yang besar. Kemampuan mendengar dan melihat yang tajam, berkomunikasi yang baik, tinggal kuncinya adalah gurunya atau mentornya punya algoritma sendiri.

ESQ punya algoritmanya, punya konsep dasarnya dengan kemampuan pengalaman 25 tahun itu ditransformasikan ke dalam program AI.

AI bisa disebarluaskan untuk semua orang, pelajar, karyawan dan lain-lain. Namun tetep harus dipakai etikanya (algoritma dari ESQ). Jadi AI infrastrukturnya ada di Indonesia, dikembangkan algoritmanya oleh orang Indonesia, dikelola oleh orang Indonesia untuk pengembangan bangsa Indonesia. Itulah namanya Sovereign AI.

Saya sudah optimis bahwa Indonesia ini akan mampu mandiri, karena secara industrinya sudah oke, harusnya kita juga lebih cepat melakukan adaptasi teknologi. Sehingga kita mampu tumbuh pesat, demi terwujudnya Indonesia Emas 2045."

Testimoni



Komjen Pol. (Purn) Drs. Nanan Soekarna sampaikan, "AI Talent Management luar biasa karena ini eranya digitalisasi yang bisa mendukung manusia untuk mempermudah berbagai kegiatan atau aktivitasnya. Namun perlu saya ingatkan bahwa hati-hati jangan sampai kita diganti oleh AI. Yang bisa diganti oleh AI atau mesin ada 4 (PIPM) yakni Productivity, Improvement, Personalizm, Management).

Akan tetapi kita harus ke CIEL (Creativity, Innovation, Entrepreneurship, Leadership). 4 hal itu tidak akan ditemukan oleh AI. Mari sama-sama kita menjadi manusia yang CIEL. Lalu, ingat bahwa hati kita itulah yang paling penting buat kita.

Karena kebenaran hakiki ada di hati. Dengan hati, kita bisa mengontrol AI dengan baik. Ketika gunakan AI tidak pakai hati, nanti akan berubah arah (hanya untuk kepentingan pribadi bukan bersama).

Mari kita didik anak, keluarga, saudara, bahwa AI nya harus mantap, hatinya berkomitmen non konspiratif. Jadi kedepankan values for value. Fokus ke Values (ukhrawi) maka Value (duniawi) akan datang sendiri."



Budi Purwanto, Kepala Biro Hukum (Purn.) Kemenkomarves katakan, "Saya menyesal baru tahu ada AI Talent Management ini sekarang setelah pensiun. Namun, saya tetap akan ikutandil di dalamnya, untuk sebarluaskan inovasi dari ESQ ke berbagai segmentasi salah satunya di pemerintahan dan BUMN.

Dengan AI Talent Management, kita akan mendapatkan SDM-SDM yang unggul, tepat sesuai talentnya. Sesuai dengan keahlian mereka. Inilah SDM yang akan menjadi cikal bakal mewujudkan Indonesia emas 2045.

AI Talent Management yang sudah diterapkan oleh ESQ harus menjadi pelopor implementasi AI di Indonesia. Kita banyak perusahan yang bergerak di bidang AI, namun AI Talent Management ini mampu terus mengembangkan SDM-SDM. Saya kira Pak Ary harus segera turun tangan ke semua lini di Sabang sampai Merauke. 

Sebagai contoh, AI Talent Management ini cocok digunakan pada saat rekrutmen CPNS. Kebetulan saya berpengalaman di Pemerintahan bagian rekrutmen CPNS kita.

Peran AI Talent Management bisa memudahkan saya atau para tata kelola untuk mencari SDM yang tepat (secara job fit, talent fit, culture fit). Dan para tata kelolanya (perekrut) juga harus diidentifikasi 3 fit nya, agar mereka tidak salah rekrut orang atau ASN baru."

Rival (Kemenpora - Tim Pengembangan Karir & Kelembagaan, Biro SDM & Organisasi) tuturkan, "Saya jadi memikirkan bagaimana AI Talent Management ini bisa diimplementasikan juga di Kemenpora, karena saya melihat AI Talent Management ini sangat membantu karyawan kami yang dibilang unik. 

Karena kami di Biro SDM mengalami kendala ketika pengembangan karir dari para atlet, yang sesuai dengannya, yang mayoritas dari mereka adalah ASN. Jadi harapannya dengan AI Talent Management ini bisa mengintegrasikan dalam pengembangan karir.

Di tambah saat ini di institusi pemerintahan sedang melakukan pembenahan secara struktur organisasi dan kami sementara melakukan perekrutan untuk para talent-talent yang bisa mengisi posisi-posisi di Kemenpora khususnya.

Tentunya dengan aplikasi AI Talent Management sudah lebih advance dan sangat berguna dalam memberikan kontribusi di pemerintahan. Apalagi menyangkut dalam pemilihan para talent terbaik, ditempatkan di posisi yang tepat di pemerintahan.

Salah satunya untuk talent-talent atau atlet di Timnas nih yang lagi happening. Saya kira sangat relate dengan AI Talent Management. Karena dengan kita ketahui 3 fitnya, khususnya untuk para atlet, kita akan lebih fokus dan bisa menemukan atlet yang memiliki potensi sangat baik untuk memperkuat Timnas atau cabang-cabang olahraga lainnya. 

Dengan AI Talent Management kita juga bisa mengetahui cara berkomunikasi, mengembangkan potensi masing-masing individu (para atlet), yang setiap dari mereka pasti berbeda. Saya kira menarik untuk dicoba, naturalisasi para olahragawan dengan menggunakan aplikasi dari ESQ ini."



Prima Sugitno (Digital agency - Digital marketing dari Startup picsartistic.com) mengatakan, "AI Talent Management ini sangat menarik karena berkaitan dengan SDM. Saat di perusahaan sebelumnya, ada beberapa BUMN yang pernah saya tangani, benahi, paling utama adalah SDM nya. Jadi menurut saya SDM adalah hal yang penting, sangat krusial. SDM adalah aset untuk perusahaan, barulah membenahi yang lainnya seperti sistem dan lain lain.

Ketika SDM nya bagus, semuanya jadi bagus. Dan akan lebih mudah untuk membenahi SDM dengan AI Talent Management dari ESQ ini, secara tepat, akurat, efisien. Base on talent masing-masing.

Salah satu kesulitan saya waktu itu adalah the right man on the right job. Menempatkan orang sesuai dengan talentnya, dengan kemampuan yang sesuai dengan posisinya, itu challenging buat saya saat pegang SDM. 

Sehingga tools AI Talent Management dari ESQ sangat membantu banget untuk tahu atau identifikasi 3 fit dari masing-masing orang."

Di akhir acara, ESQ (ACT Consulting International) memberikan Free Trial AI Talent Management kepada 10 organisasi terpilih, dengan jangka waktu 1 bulan.

Info selengkapnya tentang AI Talent Management atau TalentDNA ada di link berikut ini: https://actconsulting.co/ai-talent-management/

Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA