ESQNews.id, BOGOR - Pesantren kini tidak hanya menjadi pusat pendidikan spiritual, tetapi juga wadah pemberdayaan ekonomi berbasis teknologi. Hal ini terwujud melalui keberhasilan program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Santripreneur Digital: Pemberdayaan Ekonomi Santri melalui Pelatihan Bisnis Online dan Branding Produk Pesantren”, yang digagas oleh dosen-dosen Universitas Ary Ginanjar dan dilaksanakan di Pesantren Tahfiz Assyifa Al-Islami, Parung, Kabupaten Bogor.
Program yang berlangsung pada 17–19 Juli 2025 ini bertujuan meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren melalui pelatihan intensif bisnis digital, penguatan identitas merek produk, serta pendampingan daring selama dua bulan.
Kegiatan ini melibatkan 25 santri aktif dengan pendekatan learning by doing yang menekankan praktik langsung dalam mengelola usaha digital.
Ketua tim pelaksana, Ahmad Maulidizen, menjelaskan bahwa pesantren memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi umat.
“Santri harus menjadi motor ekonomi umat. Mereka tidak hanya belajar agama, tetapi juga harus menguasai teknologi agar dapat bersaing secara kreatif dan tetap beretika,” ujarnya.
Ia melanjutkan bahwa Transformasi Nyata di Pesantren dapat dilihat dari hasil evaluasi menunjukkan capaian luar biasa dari pelaksanaan program ini, antara lain Literasi digital santri meningkat signifikan, dari 10% menjadi 85–90%. Lalu, Produk air minum isi ulang pesantren kini memiliki identitas merek profesional.
Kemudian, Terbentuk dua akun marketplace (Shopee & Tokopedia) dan satu akun media sosial bisnis aktif (Instagram), Sepuluh transaksi daring pertama berhasil tercapai dalam tiga minggu pasca pelatihan. Serta, Tim Santripreneur Digital terbentuk, beranggotakan 10 santri aktif yang kini mengelola produksi, promosi, dan toko online pesantren.
Capaian ini menjadi bukti bahwa pendekatan digital empowerment mampu mendorong transformasi nyata dalam sistem pemasaran pesantren yang sebelumnya masih konvensional dan manual.
Selama tiga hari kegiatan, para santri mengikuti berbagai sesi pelatihan inspiratif, di antaranya Self-Development Training bersama Coach Risman Nugraha dan Coach Abdul Haris Muchtar, Public Speaking and Branding Workshop oleh Coach Setiyo Hayati, serta Digital Marketing Class bersama Ahmad Nur Ihsan Purwanto, S.T., M.T.
Tak hanya itu, sesi “Magnet Rezeki” oleh Ir. Masnur Putra Halilintar, M.Si., M.Pd., turut menanamkan nilai spiritual dalam berwirausaha. Materi ini menegaskan bahwa kesuksesan bisnis tidak hanya ditentukan oleh strategi, tetapi juga oleh keberkahan dan integritas.
Salah satu peserta, Agnia Malika Bilqies, mengungkapkan kebahagiaannya, “Saya tidak pernah membayangkan bisa membuat podcast sendiri. Kami belajar menulis naskah, merekam, dan menyunting audio. Rasanya luar biasa ketika karya kami diputar di depan teman-teman.”
Peserta lainnya, Muhammad Dinar Ryaldi Kusuma, menambahkan, “Melalui pelatihan ini saya belajar bahwa teknologi bukan sesuatu yang jauh dari santri. Sekarang kami sedang menyiapkan Podcast Assyifa dengan tema dakwah dan inspirasi santri.”
Program Santripreneur Digital tidak hanya memberikan dampak ekonomi, tetapi juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin 4 (Pendidikan Berkualitas), 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), serta 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur).
Koordinator kegiatan, Ahmad Nur Ihsan Purwanto, S.T., M.T., menyampaikan bahwa kegiatan ini akan terus dikembangkan melalui penyusunan Modul Santripreneur Digital dalam bentuk cetak dan e-book sebagai panduan pelatihan lanjutan di pesantren lain.
“Pesantren harus menjadi pionir literasi digital dan wirausaha Islami. Santripreneur Digital adalah gerakan kolaboratif menuju ekonomi pesantren yang berdaya saing dan berkeberkahan,” ujarnya.
Program ini merupakan bagian dari Hibah Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Republik Indonesia dengan Skema Pengabdian Masyarakat Pemula (PMP), melalui Nomor Kontrak Utama 120/C3/DT.05.00/PM/2025 dan Nomor Kontrak Turunan 1036/LL3/DT.06.01/2025.
Kegiatan ini menjadi langkah awal menuju pesantren mandiri secara ekonomi dan digital. Pesantren Tahfiz Assyifa Al-Islami kini menjadi model percontohan pemberdayaan ekonomi berbasis teknologi di lingkungan pesantren.
Dalam waktu dekat, tim PKM bersama mitra akan melanjutkan program dalam bentuk digital coaching dan pengembangan produk turunan seperti Air Minum Assyifa serta produk unggulan santri lainnya.