Senin, H / 20 Oktober 2025

Prof. Zudan Undang Ary Ginanjar! Integrasikan AI dalam Proses Manajemen Talenta di Badan Kepegawaian Negara

Kamis 13 Feb 2025 13:54 WIB

Reporter :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Prof. Zudan Arif, mengungkapkan bahwa inovasi menjadi faktor kunci dalam penerapan manajemen talenta Aparatur Sipil Negara (ASN).


Dalam acara "Mengintegrasikan Artificial Intelligence (AI) dalam Proses Manajemen Talenta BKN", yang diselenggarakan pada Senin, 10 Februari 2025, Prof. Zudan menekankan pentingnya mengadaptasi teknologi terbaru untuk memaksimalkan potensi ASN dalam memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.




Dalam sambutannya, Prof. Zudan menjelaskan bahwa manajemen talenta ASN yang efektif bukan hanya tentang seleksi dan pengelolaan pegawai, tetapi juga tentang pengembangan kompetensi yang terus menerus, serta penggunaan teknologi yang bisa meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam proses tersebut.


Ia menyebutkan, "Inovasi harus menjadi dasar dalam penerapan manajemen talenta ASN. Dengan adanya AI dan teknologi lainnya, kita dapat memastikan proses implementasi yang lebih ringkas, padat, dan akurat."


Kombinasi Kecerdasan Intelektual, Emosional, dan Spiritual


Prof. Zudan juga menggarisbawahi pentingnya perpaduan antara kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ) dalam proses manajemen talenta ASN.


Menurutnya, pendekatan ini dapat menciptakan ASN yang tidak hanya cakap dalam aspek teknis, tetapi juga mampu berinteraksi dengan baik dalam lingkungan kerja yang dinamis dan penuh tantangan.




"Untuk mewujudkan ASN yang berkualitas dan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, kita membutuhkan keseimbangan antara IQ, EQ, dan SQ.


Ini adalah fondasi yang kuat dalam mengelola talenta ASN yang unggul," ungkap Prof. Zudan.


Kolaborasi dengan Pelopor Konsep ESQ dan UAG University


Sebagai langkah konkret, BKN juga menggandeng Pelopor Konsep Emotional Spiritual Quotient (ESQ) dan pendiri UAG University untuk membantu mengintegrasikan aspek-aspek kecerdasan emosional dan spiritual dalam manajemen talenta ASN.


Kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan dimensi yang lebih holistik dalam pengelolaan ASN, yang mencakup peningkatan kapasitas mental dan moral pegawai negeri, agar dapat menjalankan tugas-tugas mereka dengan lebih profesional dan penuh integritas.


"Hari ini saya mengucapkan terima kasih sudah berkenan hadir Pak Ary Ginanjar Agustian dari ESQ dan dari UAG University. Kami berkolaborasi untuk membangun sistem manajemen talenta nasional yang akurat, cepat dan mampu memberikan manfaat untuk membangun Indonesia.


Karena kita tahu manajemen talenta sedang dikembangkan di Indonesia dan membutuhkan instrument-instrument yang mampu mencari talent-talent terbaik. Menemukan talent-talent terbaik dan mampu memberikan keputusan talent terbaik mana yang bisa kita pakai untuk institusi A, institusi B, untuk jabatan A, jabatan B, dan seterusnya.


Dan dengan instrument yang dibuatkan oleh Pak Ary Ginanjar ini, kami dari BKN merasa menemukan mitra strategis untuk berpartner. Ini bagian penting dalam pengembangan manajemen talenta di Indonesia. Dengan begitu, saya yakin Indonesia Emas 2045 menjadi kenyataan.




Sebelumnya, Prof. Zudan pernah menyampaikan, "Bersama dengan para ahli dan institusi pendidikan terkemuka, kami ingin menciptakan sistem yang lebih adaptif terhadap perubahan zaman, serta lebih responsif terhadap kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh ASN dalam pelayanan publik.


Ada sumber daya manusia, ada kriteria jabatan dan di sinilah bisa dicari siapa yang tepat duduk dalam jabatan itu dengan pendekatan Talent Management atau TalentDNA berbasis artificial intelligence.


Nah ini bagus sekali, saya mendukung bagaimana kita semua dapat memanfaatkan program ini atau menggunakan alat ini untuk bisa mencari sumber daya manusia yang tepat, untuk duduk dalam jabatan yang tepat," katanya.



Dalam forumnya, Ary Ginanjar dan tim memaparkan bahwa saat ini, proses identifikasi dan penempatan talenta menghadapi hambatan yang signifikan. Untuk merekrut 1 pegawai, organisasi membutuhkan waktu 8-26 minggu dengan biaya 360 juta.


Setelah melalui proses yang lama dan mahal, 74% perusahaan masih merasa salah merekrut. Sedangkan dari sisi pegawai, 70% dari mereka meninggalkan organisasi karena merasa tidak cocok dengan budaya atau peran di organisasi, dan 67%nya merasa bahwa pekerjaan mereka tidak sesuai dengan talenta atau aspirasi mereka.


Berdasarkan permasalahan ini, ACT Consulting (ESQ, UAG University) mengusulkan tiga program kepada Badan Kepegawaian Negara (BKN) guna mempercepat dan meningkatkan efektivitas manajemen talenta:


Yaitu TalentDNA untuk Seluruh ASN di Indonesia (Mengenali diri masing-masing, terutama kecenderungan perilaku yang dilakukan secara spontan dan berulang), AI Talent Management untuk Seluruh ASN di Indonesia (Mempercepat proses pengelolaan hasil asesmen dan pengembangan pegawai dengan pemetaan berbasis data), TalentDNA Coaching bagi Asesor di BKN (Membantu para asesor dalam mengembangkan kompetensi coaching, sehingga mereka tidak hanya berperan dalam asesmen, tetapi juga dalam pembinaan dan pengembangan pegawai.


<more>


Menurut Ary, AI Talent Management bukan sekadar solusi, ini adalah sebuah gerakan untuk membantu organisasi melihat lebih jelas, bergerak lebih cepat, dan tumbuh lebih kuat.


"Kami hadir untuk memastikan setiap talenta ditemukan, dikembangkan, dan dioptimalkan demi mendorong pertumbuhan organisasi yang berkelanjutan. Mengintegrasikan teori kepemimpinan dengan teknologi artificial intelligence NVIDIA milik Lintasarta, kami menghadirkan sebuah framework komprehensif:


TalentDNA membantu proses akuisisi talenta dengan Artificial Intelligence (AI) yaitu AI Talent Finder dan AI Talent Cloning untuk menemukan, menilai dan mereplikasi talenta berkualitas tinggi yang memastikan Talent Fit (kekuatan individu), Job Fit (kesesuaian peran) dan Culture Fit (kecocokan budaya organisasi) terpenuhi.


Dengan demikian, organisasi tidak hanya menemukan individu yang tepat, tetapi juga dapat memprediksi performa pegawai.


Di era industri 5.0, teknologi saja tidak cukup. Keunggulan sejati muncul ketika kecanggihan teknologi dikombinasikan dengan pemahaman mendalam atas manusia.


Kami membawa pendekatan High Tech – High Touch untuk membantu organisasi mencapai pertumbuhan berkelanjutan dengan personalization dan humanization dalam manajemen talenta."


Testimoni


Haryomo Dwi Putranto Wakil Kepala BKN menuturkan, "Saya tentu menyambut baik acara pada hari ini yang berkaitan dengan pengembangan manajemen talenta, khususnya dalam melakukan penilaian kompetensi para pegawai. 


Jadi AI talenta ini membantu para asesor dalam melakukan penilaian kompetensi, khususnya untuk menunjang program pemerintah pembangunan manajemen talenta secara nasional. Kami dibatasi oleh jumlahnya SDM untuk melakukan penilaian kompetensi, terutama mereka yang berdiri di jabatan asesor.


Sehingga adanya AI ini membantu para asesor untuk mempercepat dalam melakukan penilaian potensi dan kompetensi. Semoga ke depan pelaksanaan manajemen talenta secara nasional bisa terwujud dengan lebih cepat."


Muhammad Ridwan, Kepala Pusat Perencanaan Kebutuhan ASN mengatakan, "Saya menganggap tes talentDNA ini penting karena paling tidak ini akan lebih murah, akan lebih cepat melihat sebenarnya passion kita apa, dan kita senangnya di mana semisal Job Matching, kemudian Job Enrichment dan sebagainya pasti akan lebih mudah dengan cara seperti ini."


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA