Indonesia berada di posisi 9 dari 185 negara yang pertumbuhan pariwisatanya tercepat di dunia pada 2018 versi World Travel and Tourism Council
ESQNews.id, JAKARTA – Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat di dunia. Dalam konferensi pers 4 tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Jakarta, Selasa (23/10/2018), Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan berdasarkan data dari World Travel and Tourism Council, Indonesia berada di posisi 9 dari 185 negara yang memiliki pertumbuhan pariwisata tercepat di dunia pada 2018.
“Selain itu, pertumbuhan pariwisata Indonesia tercepat nomor 3 di Asia dan nomor 1 di ASEAN,” ungkap Menteri Arief. Ranking Indeks Pariwisata Indonesia yang disampaikan oleh WTTC ujar Menteri Arief, secara konsisten mengalami kenaikan, dari ranking 70 pada tahun 2013, melonjak tajam ke ranking 50 pada tahun 2015, dan naik ke ranking 42 pada tahun 2017.
Dia mengatakan Indonesia juga ditetapkan oleh The Telegraph sebagai Top 20 Fastest Growing Travel Industry in the World. Selain itu, pertumbuhan pariwisata Indonesia selama 2017 juga tumbuh di atas rata-rata dunia.
Pariwisata Indonesia, imbuh Menteri Arief, secara konsisten terus meraih penghargaan di level internasional. Pada 2016 pariwisata Indonesia meraih 46 penghargaan di 22 negara. Kemudian pada 2017 Indonesia mendapatkan 27 penghargaan pariwisata di 13 negara dan pada 2018 hingga triwulan III, Indonesia sudah meraih 31 penghargaan pariwisata di 9 negara.
Menteri Arief juga mengungkapkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tumbuh 22 persen pada tahun lalu. Sementara rata-rata dunia hanya 6,4 persen dan ASEAN 7 persen. Meski begitu, Menteri Arief mengingatkan kunjungan wisatawan asing ke Indonesia masih kalah dengan Vietnam yang tumbuh 29 persen karena melakukan banyak deregulasi.
“Tapi kita masih lebih baik dari Malaysia dan Thailand yang hanya tumbuh 4 persen,” ujar dia. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, menurut dia, terus melejit dari tahun 2015 sebanyak 9,7 juta menjadi 11,5 juta pada 2016. Kemudian pada tahun 2017 jumlah kunjungan turis asing tumbuh hingga 14 juta kunjungan. Pada tahun ini hingga Agustus 2018, jumlah turis asing sudah mencapai 10,58 juta dari target 17 juta wisatawan.
Jumlah kunjungan pelancong nusantara, ungkap Menteri Arief, juga menunjukkan hal menggembirakan. Sejak tahun 2015 jumlah turis domestik sebanyak 255 juta dan terus tumbuh menjadi 264 juta pada tahun 2016. Begitupun pada tahun 2017, jumlah kunjungan turis domestik terus meningkat menjadi 271 juta.
Menteri Arief mengatakan sektor pariwisata saat ini sudah menjadi penyumbang devisa nasional nomor empat terbesar setelah industri kelapa sawit (CPO), migas, dan batu bara.
Sumbangan devisa dari sektor pariwisata meningkat sejak tahun 2015 dari USD12,2 miliar menjadi USD13,6 miliar pada 2016. Kemudian pada tahun 2017 terus meningkat menjadi USD15 miliar.
“Diharapkan pada tahun ini sektor
pariwisata meraup devisa hingga USD17 miliar. Sedangkan, proyeksi tahun
2019 sebesar USD20 miliar,” jelas Menteri Arief.