Kamis, H / 16 Oktober 2025

Apa Itu Hari Tasyrik Itu dan Amalan yang Dianjurkan?

Senin 12 Aug 2019 10:48 WIB

Author :Redaksi

ilustrasi

Foto: theculturetrip

ESQNews.id - Hari Tasyrik jatuh pada tanggal 11,12,13 Dzulhijjah. yang merupakan hari saat jamaah haji melaksanakan ritual melempar jumrah, dan hari dimana seluruh umat Islam di negeri lainnya menyembelih hewan kurban.

Dari Nubaisyah Al Hudzali, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum." (HR. Muslim no.1141)

 

Hari tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha (hari nahr). (Lihat Al Iqna', 1:412). Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Hari tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha (yaitu 11, 12, 13 Dzulhijjah). Disebut tasyrik karena tasyrik itu berarti mendendeng atau menjemur daging qurban di terik matahari. Dalam hadits disebutkan, hari tasyrik adalah hari untuk memperbanyak dzikir yaitu takbir dan lainnya." (Syarh Shahih Muslim, 8:18).


Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 203 di atas (yang artinya), “Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang terbilang.” Ini menunjukkan adanya perintah berdzikir di hari-hari Tasyrik.


Pada hari itulah banyak keutamaan dan amalan yang dapat dikerjakan di hari tasyrik. Diantaranya:

1. Berdzikir setelah selesai menunaikan shalat wajib.

2. Membaca Bismillah dan takbir ketika menyembelih hewan kurban.

3. Berdzikir memuji Allah ketika makan dan minum.

4. Berdzikir dengan takbir ketikan melempar jumrah di hari Tasyrik. Khusus untuk orang yang berhaji.

5. Perbanyak berdzikir pada Allah di hari Tasyrik.  Dianjurkan perbanyak Doa Sapu Jagad.

 Allah Ta’ala berfirman,
 “Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” [Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka].” (QS. Al Baqarah: 200-201).


Dari ayat ini, banyak ulama salaf menganjurkan membaca doa “Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” di hari-hari Tasyrik. Sebagaimana hal ini dikatakan oleh Ikrimah dan Atha.


Doa “sapu jagad” ini terkumpul di dalamnya seluruh kebaikan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam paling sering membaca doa ini. Anas bin Malik mengatakan,
 “Doa yang paling banyak dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “Allahumma Robbana atina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” [Wahai Allah, Rab kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka].”



Di dalam doa tersebut telah terkumpul permohonan kebaikan di dunia dan akhirat.
Al-Hasan Al-Bashri mengatakan, “Kebaikan di dunia adalah ilmu dan ibadah. Kebaikan di akhirat adalah surga.” Sufyan Ats-Tsauri mengatakan, “Kebaikan di dunia adalah ilmu dan rizki yang thoyib. Sedangkan kebaikan di akhirat adalah surga.”



Doa merupakan bagian dari dzikir atau termasuk dzikir, bahkan doa termasuk dzikir yang paling utama.
Diriwayatkan dari Al-Jashshosh, dari Kinanah Al-Qurosy, dia mendengar Abu Musa Al-Asy’ariy mengatakan pada saat berkhutbah di hari An-Nahr (Idul Adha), “Tiga hari setelah hari An-Nahr (yaitu hari-hari Tasyrik), itulah yang disebut oleh Allah dengan ayyam ma’dudat (hari yang terbilang). doa pada hari tersebut tidak akan tertolak (pasti terkabul), maka segeralah berdoa dengan berharap pada-Nya."


HIJRAH INSTITUTE | KONSULTASI SYARIAH


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA