Selasa, H / 21 Oktober 2025

3 Tips Mengelola Kemarahan dengan Cara yang Sehat

Senin 17 Feb 2020 11:43 WIB

Reporter :Titin Nuryani L. Wiyono

ilustrasi

Foto: getty images



ESQNews.id - Sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Valencia (Hereto et al., 2010) menganalisis perubahan di otak dan tubuh ketika kita marah. Mereka menemukan bahwa kemarahan menyebabkan perubahan besar dalam sistem saraf otonom. Detak jantung kita, ketegangan arteri, dan produksi testosteron meningkat selama kemarahan. Kondisi pikiran kita juga menjadi lebih negatif dan impulsif.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀
Kita berpegang pada kemarahan karena banyak alasan yang mungkin menguntungkan untuk sementara waktu. Misalnya, itu memvalidasi pengalaman kita atau melindungi kita dari membenarkan perilaku kita sendiri. Itu juga lebih mudah daripada melakukan percakapan yang tidak nyaman dengan orang lain dan mengekspresikan kemarahan kita kepada mereka.

Apapun itu, penting untuk menyadari kemarahan kita karena itu dapat berubah menjadi kekuatan yang tidak terkendali jika kita tidak berusaha untuk secara sadar mengelolanya. Itu menuntun kita untuk mengatakan hal-hal yang mungkin kita sesali kemudian dan membuat kita merasa tidak berdaya. Yang paling penting, itu merusak hubungan kita dengan orang lain.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀
Melansir The Brain Coach, dalam posting ini ada beberapa tips untuk mengelola kemarahan dan menanganinya dengan cara yang sehat. Apa sajakah strategi yang Anda gunakan untuk mengelola kemarahan Anda?
<more>
1. Mengakui kemarahan Anda
- Kenali kapan Anda marah dan tentukan apa yang memicu Anda.
- Ingatkan diri Anda bahwa boleh saja merasa marah dan perasaan ini tidak akan bertahan lama.
- Memahami bahwa Anda adalah satu-satunya orang yang mengendalikan perasaan Anda dan tidak ada orang lain yang dapat mengambilnya dari Anda.

2. Luangkan waktu singkat
- Kemarahan menyebabkan perubahan dalam sistem saraf otonom, meningkatkan detak jantung dan pernapasan kita. Itu juga menyebabkan kita menjadi impulsif, membuat kita mengatakan sesuatu yang mungkin kita sesali nanti.
- Untuk mengatasi respons pertarungan atau pelarian ini, luangkan waktu untuk melatih pernapasan dalam dan merenungkan situasinya.
- Belilah waktu Anda sendiri sampai pikiran yang berkecamuk itu melambat dan Anda dapat mengumpulkan pikiran Anda untuk berkomunikasi secara efektif.

3. Temukan solusi logis
- Apa yang sebenarnya Anda inginkan dari situasi itu? Fokuslah pada hal itu daripada tetap marah dan melukai hubungan.
- Cobalah untuk tidak menyimpan dendam karena itu menyakitimu lebih daripada orang lain yang mengambil energi dan meninggalkanmu dalam kondisi mental yang beracun.
- Memahami bahwa beberapa hal tidak berada di bawah kendali Anda dan melepaskannya. Berlatihlah untuk memaafkan bila dianggap perlu untuk menjauhkan diri dari orang yang menyebabkan Anda kesakitan.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA