ESQNews.id, CIREBON - Puluhan orang dari berbagai kalangan masyarakat Cirebon baik laki-laki maupun perempuan hadir memenuhi Masjid Baitul Ma’arif. Mereka datang untuk mengikuti acara rutin Kajian Tematik Bulanan (KITAB) yang sudah sampai edisi ke-9. Kali ini acara KITAB mengambil tema tentang “Kepemimpinan dalam Islam”. Acara yang diselenggarakan pada hari Ahad, 17/2/2019 oleh Dakwah Kota Wali itu menghadirkan dua pemateri yaitu Ust. Fahmi Al Anjatani (Pengasuh Ma’had Nurul Falah) dan Ust. Said Baumar (Ketua Al-Irsyad Cirebon) dengan dipandu Ust. Jaelani sebagai pembawa acara.
Pembicara
pertama Ust. Fahmi menjelaskan bahwa kepemimpinan terbagi menjadi tiga
yaitu lingkup personal, keluarga dan negara. “Dalam lingkup personal
setiap diri kita adalah pemimpin dan setiap kaki, tangan yang ada pada
tubuh kita akan dimintai pertanggungjawabannya” Terangnya.
Kemudian
beliau menambahkan bahwa “dalam keluarga, kepemimpinan ada pada
laki-laki, bagaimana agar dapat menjaga dan membimbing istri dan
anak-anaknya terhindar dari api neraka”. Ungkapnya. Selanjutnya dalam
konteks negara, pemimpin negara yang paling berat. “Pemimpin akan
dimintai pertanggungjawabannya terhadap rakyatnya” Imbuhnya.
Sementara
itu, pembicara kedua Ust. Said Baumar mengungkapkan kepemimpinan
terdapat pada diri sendiri, keluarga, masyarakat dan sampai ke lebih
luas yakni negara. Menurutnya saat ini kita hidup sudah sampai akhir
zaman, beliau mencontohkan “banyak pemimpin yang mengumbar janji
mendekati pemilu, mereka malah lebih mencintai golongan, mereka lupa
pada janji mereka saat berjanji, mereka hanya menyelamatkan golongannya,
partainya, sebab modal biaya politiknya mahal, sudah jadi mereka segera
mengembalikan modal.” Terangnya.
Kemudian beliau menjelaskan ada delapan (8) kriteria pemimpin ketika memilih pemimpin dalam Islam. Pertama,
Bertakwa kepada Allah SWT. Pemimpin harus bertakwa kepada Allah SWT
Sebagaimana Q.S Al Imron: 102. Pemimpin harus takut kepada Allah SWT
karena melanggar larangan-Nya. “Menjadi pemimpin perlu melakukan
kebaikan-kebaikan yakni bila ada kerusakan yang memunculkan keburukan
langsung dicegah atau melarangnya. Contohnya LGBT, ini harus segera
dilarang sebab akan muncul penyakit berbahaya. Bila ada
pengajian-pengajian harusnya dibiarkan dan didukung pemerintah. Bukan
sebaliknya seperti saat ini pengajian diawasi dan dibubarkan” Ungkapnya.
Kemudian kriteria pemimpin dalam islam yang kedua,
Pemimpin harus Memiliki Tanggung Jawab sebagaimana dalam Q.S An-Nahl:
93. “Artinya bila ada sejumlah orang yang melakukan kemungkaran maka
pemimpin harus bertanggung jawab untuk mencegah kemungkaran itu.”
Ketiga,
Pemimpin harus Mengedepankan Musyawaroh dan Isriharoh berserah diri .
Sebagaimana dalam Q.S As-syuroh: 38. “Pemilihan pemimpin dalam Islam
dengan mengedepankan musyawarah akan berbiaya murah” Ujarnya.
Keempat,
Pemimpin harus memiliki jiwa yang adil. Sebagaimana dalam Q.S An Nahl:
90-92. Artinya “Pemerintah harus adil terhadap rakyatnya yakni dengan
memberikan subsidi untuk membantu rakyatnya” .
Kelima,
Pemimpin tidak membebani orang lain. Sebagaimana dalam Q.S Al Baqoroh:
287. Pemimpin harus memberikan kemudahan bagi rakyatnya, tidak seperi
sekarang meski negeri kita subur tapi kehidupan rakyatnya susah karena
terbebani”
Keenam, Memiliki sifat
amanah. Sebagaimana dalam Q.S An-Nisa: 58. “Pemimpin harus memiliki
sifat amanah, tidak munafik dan tidak bohong”
Ketujuh, Taat dalam perkara yang baik. Artinya “Pemimpin harus mempertimbangkan kebaikan untuk rakyatnya. “ Tambahnya.
Kedelapan,
Pemimpin harus menjadi suri tauladan bagi rakyat. Sebagaimana dalam Q.S
Al-Ahzab: 21. “Pemimpin perlu menggambarkan, memiliki suri tauladan
yang baik seperti Rasulullah SAW”. Terangnya.
Berikutnya,
acara dilanjutkan dengan memberi kesempatan kepada para hadirin
menyampaikan pertanyaan. Para peserta terlihat tampak antusias dalam
mengikuti acara ini yaitu dengan mengajukan pertanyaan dan menyimak
pemaparan pemateri hingga akhir acara tersebut. Kemudian di akhir acara
dilakukan sesi foto bersama.