ESQNews.id, BOGOR - ESQ Leadership Center mengisi materi dalam Diklat III program Pendidikan dan Pelatihan Calon Hakim (PPC) terpadu Angkatan III Gelombang 2 Lingkungan Peradilan Umum dan Agama Seluruh Indonesia di Megamendung, Bogor, Minggu (13/10/2019).
Sebanyak 500 orang peserta diklat diberi pemahaman tentang bukan hanya intelektualitas yang menjadi modal utama, namun juga pentingnya kecerdasan emosional dan spiritual. Modul pada pelatihan dibawakan langsung oleh Master Trainer Dr.H.C Ary Ginanjar Agustian.
“Akan lahir dari sini hakim-hakim terpilih, di tahun 2045 usia mereka 45 tahun. Di era Indonesia emas di era Indonesia percaya dengan sistem peradilan Indonesia, merekalah yang akan menjadi generasi baru. Mereka sekarang masih muda namun mereka kelak akan menjadi penerus. Ini anak-anak yang dipilih oleh Tuhan, mewakili Tuhan untuk menjadi penegak kebenaran dan penegak keadilan,” ungkap Master Trainer ESQ Dr. H.C. Ary Ginanjar Agustian saat mengisi materi di Bogor.
<more>
Menurut dia, peradilan adalah harapan masyarakat untuk mendapatkan keadilan, di tengah peliknya masalah kehidupan yang mendera dalam berbagai bentuk. Pada sosok Hakim, harapan tersebut dilabuhkan.
Namun dalam masa tugasnya kelak, para calon hakim ini tentunya akan menemui berbagai macam godaan, seperti suap dan pelanggaran lain yang tidak diharapkan. Maka dari itu, dengan pembekalan materi yang menyentuh sisi emosional dan spiritual dari ESQ diharapkan sebagai pengingat dini yang menghantar para calon hakim sebelum menjalani tugasnya yang penuh tanggung jawab nanti mengingat peran hakim dalam memimpin proses peradilan sangatlah krusial.
Ary Ginanjar menuturkan, “Di tangan merekalah kelak keputusan yang adil akan dibuat dengan berpihak kepada kebenaran. Mahkamah Agung ini kelak menjadi hakim yang jujur dan terpercaya. Mereka yang akan membuat keputusan terbaik. Hakim yang tidak bisa disuap. Hakim yang tidak tertarik dengan harta. Hakim yang hanya ingin menegakkan keadilan untuk para calon hakim Indonesia 2035-2045,” tuturnya.
Peran jajaran hakim di masa depan akan menjadi lebih krusial lagi. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan kecerdasan emosional dan spiritual agar jajaran Hakim Terpadu terutama dalam ruang lingkup Mahkamah Agung di Negara Republik Indonesia ini dapat meningkat kualitasnya. Selain itu, dengan adanya metode peningkatan kecerdasan emosional dan spiritual, meningkatkan harapan akan munculnya sosok hakim yang berkarakter mulia, jujur dan adil.
Sejalan dengan visi misi Badan Litbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung RI untuk mewujudkan sumber daya manusia peradilan yang berkualitas, untuk itu metode pelatihan pemahaman kecerdasan emosional dan spiritual dari ESQ Leadership Center dberikan kepada para calon hakim. Kesempatan kepada ESQ untuk turut berkontribusi pada harapan mulia ini pun telah dilaksanakan sebanyak 2 gelombang, yang pada gelombang pertama dilaksanakan pada Agustus 2019 lalu.