ESQNews.id, ISTANBUL - Salah satu dosen terkemuka di ESQ Business School, Ahmad Maulidizen sekaligus anggota Dewan Pengawas Syariah bersertifikat diakui MUI, mengeluarkan hasil penelitian kolaborasinya dengan Amriatus Safaah, mahasiswa ESQ Business School jurusan Manajemen Bisnis.
Penelitian dengan judul "Revitalizing The Economic Function of Mosques and Improving The Economic Well-being of The Ummah in Indonesia" dipresentasikan langsung oleh Ahmad Maulidizen dalam konferensi bertaraf internasional.
Dalam 9th International Conference on Management Studies (ICMS) yang dilaksanakan di Istanbul, Ahmad Maulidizen bergabung dengan 98 peneliti dunia yang berasal dari berbagai negara yang mempresentasikan hasil dari penelitian masing-masing.
Konferensi yang dilaksanakan pada tanggal 10-12 September 2023 secara hybrid (online dan offline) di Hotel Double Tree by Hilton, Istanbul Turkey, dimulai pada pukul 09.20 waktu Istanbul, dan peserta diberikan kesempatan untuk melakukan presentasi hasil penelitian dalam waktu 15 menit.
Ahmad Maulidizen menerangkan bahwa dari hasil penelitiannya masjid memiliki peran sentral sebagai pusat transformasi sosial, namun realitanya masjid kebanyakan hanya menjadi tempat beribadah dan tidak banyak menarik jamaah jumlah besar.
Hal tersebut didasari oleh pengelolaan masjid yang tidak profesional.
“Selain tempat ibadah, masjid juga dapat menjadi wadah pemberdayaan masyarakat. Salah satu peran penting masjid adalah meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan, yang memungkinkan masjid memenuhi kebutuhan keuangan secara mandiri dan berkontribusi dalam menciptakan masyarakat sejahtera.” Jelas Ahmad Maulidizen dalam konferensi internasional.
Dalam pemaparannya, Dosen ESQ Business School tersebut juga menjabarkan bagaimana manajemen struktur masjid yang dapat menjadi fungsi ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat di Indonesia.
Sehingga dalam hal ini, para peneliti dunia sangat antusias dan memberikan respon yang positif terhadap hasil penelitian dari dosen & mahasiswa ESQ Business School itu.
Menurut puluhan peneliti yang hadir, hasil penelitian dari dosen & mahasiswa ESQ Business School dirasa bisa menjadi bahan diskusi yang menarik.
Mereka penasaran dan mempertanyakan perihal "Apakah memungkinkan jika manajemen atau konsep struktur masjid yang dapat menjadi fungsi ekonomi ini diterapkan juga di tempat ibadah lainnya (sesuai agama masing-masing)?"
Untuk itu, dibuatlah sesi diskusi untuk menjawab berbagai pertanyaan dari para audiens tersebut.
Dan tentu, bagi Peneliti yang beragama Islam pun tertarik dengan konsep bisnis yang dipaparkan oleh Ahmad Maulidizen, karena bagi mereka hal ini merupakan inovasi dalam merevitalisasi fungsi masjid yang notabenenya adalah tempat ibadah dan hanya menyalurkan dana filantropi berlandaskan kegiatan non-profit.
“Jika konsep bisnis unit mosque ini dapat diterapkan dalam mengubah fungsi masjid, maka ini dapat menjadikan masjid sebagai pusat perubahan umat dalam bidang ekonomi.” Tutur Ahmad Maulidizen.
<more>
Dosen ESQ Business School tersebut juga memberikan paparan mengenai implikasi dari penelitiannya, bahwa ada lima poin.
Yang pertama adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat, dalam panduan tersebut ada cara mendirikan dan mengelola bisnis untuk pengembangan ekonomi lokal yang dapat berkontribusi dalam mengurangi tingkat pengangguran, meningkatkan pendapatan rumah tangga, dan memajukan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara keseluruhan.
Pada poin kedua, Ahmad Maulidizen menambahkan, “Hal ini ada dalam pengaruh nilai keagamaan dalam berbisnis, bisa mempengaruhi pemikiran dan tindakan para pengusaha dan praktisi bisnis dengan mengintegrasikan nilai-nilai agama ke dalam kegiatan ekonomi, mendorong praktik bisnis yang beretika, dan bertanggung jawab.”
Sedangkan dalam poin ketiga adalah kemitraan antar lembaga yang akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam upaya pembangunan ekonomi yang menciptakan kolaborasi saling menguntungkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
“Selanjutnya, adanya keterlibatan aktif dalam bisnis yang mendorong masjid dan masyarakat untuk lebih aktif dalam usaha bisnis. Hal ini berfungsi sebagai motivasi untuk mencari peluang bisnis yang selaras dengan value mereka untuk mendukung inisiatif berbasis ekonomi yang dikelola oleh masjid.” Ujar Ahmad Maulidizen.
Dan pada poin terakhir, adanya keseimbangan antara aspek ekonomi dan spiritual. Implikasi kritisnya adalah perlu menjaga keseimbangan antara dua aspek tersebut dalam praktik bisnis masjid. Dengan menggarisbawahi pentingnya menjaga integritas nilai-nilai agama dalam konteks bisnis.
Sambutan hangat dari peneliti berbagai negara terhadap ide cemerlang yang dibawakan oleh Ahmad Maulidizen atas konsep bisnis unit mosque, sehingga banyaknya presenter negara lain yang tertarik melakukan assessment dan siap untuk berkolaborasi.
Di akhir presentasi, Ahmad Maulidizen menutupinya dengan pernyataan dari Ibnu Khaldun:
“Economics is the most important pillar for building an Islamic civilization (Imarah). Without economic stability, the glory of Islam is difficult to achieve and even impossible to realize. Economics is crucial for constructing civilization and creating the well-being of the community.”
Dalam artian, “Ekonomi merupakan pilar terpenting dalam membangun peradaban Islam. Tanpa stabilitas ekonomi, kejayaan sulit dicapai bahkan mustahil diwujudkan. Ekonomi sangat penting untuk membangun peradaban dan menciptakan kesejahteraan masyarakat.”