Sabtu, H / 27 April 2024

AKHLAK BUMN Tembus Jurnal Internasional

Senin 22 Nov 2021 12:35 WIB

Author :Ida S. Widayanti

Potret Saat Acara Berlangsung

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Setelah satu setengah tahun AKHLAK ditetapkan menjadi core values BUMN, salah satu penelitian ilmiah mengenai implementasi nilai AKHLAK ini berhasil dipublikasikan dalan forum Internasional yang diselenggarakan oleh Unikom.


Pada tanggal 18 November 2021 lalu, Ahmad Reza Hariyadi mempublikasikan penelitian ilmiah yang dilakukan pada The 4th International Conference on Business, Economics, Social Sciences & Humanitites (ICOBEST) yang secara rutin digelar oleh Unikom.


AKHLAK yang digagas Meneg BUMN Erick Thohir dan ditetapkan tanggal 1 Juli 2020 ini, sesungguhnya merupakan sebuah terobosan. Terjadi perubahan mindset di BUMN yang tadinya hanya berorientasi pada talent berubah pada penerapan AKHLAK yang juga merupakan akronim dari value Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaborasi. 


Pergantian dan penyeragaman core values di seluruh BUMN dan anak perusahaannya ini dilatarbelakangi banyaknya pelanggaran nilai khususnya berkaitan dengan nilai integritas.




Penelitian Reza yang berjudul “AKHLAK Culture Health Index in 91 BUMN and The Correlation to Values Contravention in BUMN” menggambarkan seberapa besar tingkat implementasi nilai AKHLAK yang telah dicanangkan pada tahun 2020 lalu oleh Kementerian BUMN kepada seluruh perusahaan BUMN dan anak perusahaannya.




Penelitian tersebut juga menemukan bahwa implementasi nilai AKHLAK dari 91 BUMN dan anak perusahaan masih berada pada kategori rendah yaitu hanya sebesar 42.9 persen. Jika dilihat lebih lanjut, 5 dari 6 nilai AKHLAK yaitu Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif masih berada pada kategori rendah. Sedangkan nilai Kompeten hanya satu-satunya nilai yang berada pada kategori Sufficient (cukup).




Bagi Reza, tentu hasil dari pengukuran nilai AKHLAK tersebut belum merupakan harapan terbaik dari Kementerian BUMN maupun seluruh perusahaan BUMN yang ada. Apalagi jika dilihat lebih lanjut terutama pada nilai Amanah serta Loyal, data tersebut menjadi bukti konkrit bahwa pelanggaran nilai yang pernah terjadi di BUMN sebelum nilai AKHLAK ini dicanangkan disebabkan oleh rendahnya implementasi nilai-nilai tersebut di dalam perusahaan BUMN.




Dalam perhelatan tersebut, Ahmad Reza Hariyadi yang juga merupakan kandidat doktor dari Universiti Utara Malaysia dan tim dari ACT Consulting International berhasil menjadi Best Presenter. Berdasarkan temuan dari hasil penelitian tersebut, Reza menyampaikan bahwa hal ini perlu menjadi concern dari Kementerian BUMN dan seluruh perusahaan BUMN untuk melakukan pengukuran ACHI (AKHLAK Culture Health Index) secara komprehensif. Sehingga diharapkan nantinya seluruh perusahaan BUMN mampu menyiapkan Action Plan dan langkah strategis dalam menghadapi issue tersebut, agar visi “BUMN untuk Indonesia” bisa tercapai.


Sebelum menutup presentasinya, Reza membagikan kutipan dari Peter Drucker yang merupakan father of Management Thinking, dimana ia mengatakan “If You Can’t Measure, You Can’t Manage." Tentu kutipan tersebut merupakan gambaran yang sangat jelas bahwa pengukuran terutama untuk Budaya Perusahaan dalam hal ini AKHLAK, menjadi sangat penting dan bisa memberikan dampak yang signifikan terhadap keberlangsungan proses bisnis.


Diwawancara ESQNews.id, Reza menyatakan perasaan senangnya, ia tidak menyangka bisa jadi presenter terbaik. “Tadinya kirain udah bisa publikasi penelitiannya di International Conference saja sudah bangga!” ujarnya.


<more>


Harapan alumnus ESQ Business School ini, hasil risetnya tersebut bisa memberikan kontribusi yang luas, terutama untuk Kementerian BUMN dan seluruh perusahaan BUMN.


"Apabila BUMN bisa menggunakan data tersebut untuk refleksi, tentu performa perusahaan bisa meningkat. Dengan demikian dapat membantu tercapainya visi "BUMN untuk Indonesia" dan memberi dampak positif kepada seluruh masyarakat Indonesia," pungkasnya.




Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA