Minggu, H / 28 April 2024

Keutamaan Para Ahli Dzikir

Kamis 12 Dec 2019 08:25 WIB

Author :Redaksi

ilustrasi

Foto: wikihow

ESQNews.id - Dzikir adalah ritual yang dilakukan umat Islam kapan pun dan dimana pun, terutama setelah lima shalat wajib setiap hari. Dzikir terdiri dari pengulangan nama Allah sebagai bentuk dzikir.


Dalam sebuah hadits menyebutkan bahwa Abu Darda’ r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Saw berkata: “Pada Hari Kiamat kelak Allah pasti akan membangkitkan sejumlah orang yang wajah mereka bersinar-sinar dan berdiri di atas mimbar mutiara. Banyak orang lain yang ingin menjadi seperti mereka. Mereka itu bukan para Nabi dan bukan para pahlawan syahid.”


Seorang Arab pegunungan yang bongkok menukas, “Ya Rasulullah jelaskanlah mereka itu kepada kita agar kita dapat mengenal mereka!” Rasulullah Saw. lalu berkata menjelaskan, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, berasal dari berbagai kabilah dan pelbagai negeri, bersepakat untuk berdzikir (menyebut nama) Allah, lalu mereka berdzikir.”


Dikelilingi Malaikat Penyebar Rahmat
Para ahli Dzikir senantiasa dikelilingi malaikat yang menyebarkan rahmat kepada mereka, lebih mempertinggi keanggunan dan membawakan keridaan Allah kepada mereka. Mengenai itu Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam telah menegaskan:

لا يقعد قوم يذكرون الله إلا حنتهم الملائكة وغشيتهم الرحمة ونزلت عليهم السكينة وذكرهم الله فيمن عنده

“Orang-orang yang duduk berdzikir (menyebut nama) Allah, para malaikat niscaya mengelilingi mereka, menaburkan rahmat kepada mereka dan menurunkan Sakinah (ketenangan) bagi mereka. Allah menyebut mereka kepada siapa yang berada di sisi-Nya.” (Diriwayatkan oleh Musli, Turmudzi, dan Ibnu Majah).
<more>


Para ahli Dzikir selalu disertai malaikat dalam beribadah. Para malaikat duduk bersama mereka, berbuat seperti yang mereka perbuat dan berbicara seperti mereka berbicara. Kemudian para malaikat itu naik ke langit membawa amal perbuatan mereka; sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam: “Ketika malaikat melewati ‘Abdullah bin Rawwahah yang sedang mengingatkan sahabat-sahabatnya, ‘Kalian adalah orang-orang yang kepadaku Allah memerintahkan agar aku bersabar diri bersama kalian.’ Ia lalu membaca:

وَاصْبِرْ نَـفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِا لْغَدٰوةِ وَا لْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ وَلَا تَعْدُ عَيْنٰكَ عَنْهُمْ ۚ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚ وَ لَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَا تَّبَعَ هَوٰٮهُ وَكَا نَ اَمْرُهٗ فُرطا

"Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas." (QS. Al-Kahf :  28)



Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA