Jumat, H / 29 Maret 2024

Cerita Buwas Pilih Kavling Kuburan Ketimbang Rumah

Rabu 18 Jul 2018 16:23 WIB

Singgih Wiryono

Direktur Utama Bulog, Budi Waseso (berkemeja putih) di Gedung Bulog, Rabu (18/7)

Foto: Istimewa

"Jadi ada dua kejadian, yang pertama adalah paman istri saya dari Padang yang berangkat ke Jakarta untuk menemui kedua anaknya. Di perjalanan di taksi dari Bandara itu, dia terkena serangan jantung dan meninggal," ujar Buwas mengingat-ingat.


Setelah diketahui si penumpang tewas, supir taksi yang gelagapan hanya menyerahkan jenazah ke rumah sakit terdekat dan meninggalkan begitu saja. Jenazah yang tidak diketahui di mana keluarganya itu tergeletak hingga ditemukan sebuah ponsel dari tas milik jenazah.


"Dari situ keluarga tahu ada keluarga yang meninggal, dan saat itu kedua anak dari almarhum tidak memiliki biaya untuk mengantar pulang jenazah ayahnya ke Padang," jelas dia.


Memiliki karunia lebih, akhirnya Buwas yang menangani kepulangan jenazah ke kampung. Beberapa jejaring kepolisian di Padang juga dimintai tolong untuk mempermudah pemakaman almarhum ke desanya di Padang.


Setelah kejadian tersebut, tak berapa lama seorang keluarga Buwas meninggal dalam keadaan sendiri. Tante Buwas tersebut meninggal sakit dan posisi anak-anaknya sedang di luar negeri.


"Akhirnya saya berpikir dan berbicara dalam hati saya, hai Buwas, semua ini bisa terjadi oleh siapa saja, kamu juga bisa," ujar dia.


Mendengar latar belakang kejadian Buwas memilih kavling tanah kuburan, ibunda Buwas kemudian setuju. Kini kavling tanah kuburan di Parung, Bogor sebagian menjadi kavling keluarga besar Buwas, termasuk kavling untuk ibunda dan keluarga saudara-saudara kandungnya.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA