Senin, H / 13 Mei 2024

Apa Kata Nanti?

Senin 04 Sep 2023 14:20 WIB

M. Nurroziqi

ilustrasi.

Foto: pngtree


ESQNews.id - Ada banyak hal di kehidupan ini yang memang terahasiakan. Sengaja tidak diberitahukan kepada manusia. Di antaranya, soal "nanti". Kenapa kok mainnya pakai rahasia-rahasiaan segala? Qiqiqiqiqi...


Pas mau diajak jalan-jalan oleh seseorang yang benar-benar dicintai. Lantas, tujuannya dirahasiakan, bagaimana rasanya? Bandingkan dengan yang langsung diberitahukan mau kemana arahnya. Lebih seru mana? Perasaan lebih dag-dig-dug yang mana? Coba, asyik yang mana? Kerahasiaan-kerahasiaan dari kekasih inilah yang sering ternikmati sebagai kemesraan yang indah. Nuansa kejutan-kejutan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, yang kesemuanya demi mempersembahkan kebahagiaan, adalah nilai cinta kasih yang luar biasa.


Kemudian, mengenai perjalanan hidup yang sedang ditempuh ini, adakah yang bisa memastikan kejelasan apa-apa yang akan dialami "nanti". Pasti, tidak satu pun manusia yang memiliki kesanggupan menerawang kerahasiaan-Nya itu. Dan, mengenai dirahasiakan-Nya soal "nanti" ini, minimal ada dua sebab yang musti kita pelajari. Pertama, sebab Allah SWT hendak menjadikan manusia berpasrah dan bergantung hanya kepada-Nya. Bukan yang lain. Di sinilah letak keimanan yang tinggi seorang hamba kepada Sang Pemangku Segala Kuasa, Allah SWT.


Sangat diharamkan, manusia menggantungkan hidup kepada selain-Nya. Syirik. Bahkan, Maha Pencemburu-Nya Allah Swt, tidak jarang apa-apa yang dijadikan sandaran hidup manusia, perlahan disingkirkan. Ini, bukan sebab Allah SWT tidak sayang kepada hamba-Nya. Melainkan, tidak lain adalah betapa luar biasanya Allah SWT mencintai kita semua. Jadi, apa-apa yang menjadikan manusia berpaling dari-Nya, diambil, dijauhkan. Agar, setiap diri segera kembali kepada-Nya. Dan, hanya bergantung sepenuh diri terhadap-Nya.


Sebagai contoh kecil mengenai ini, wajar jika dalam teori mengasuh anak-anak, para orang tua harus berhati-hati, jangan sampai memiliki niatan bahwa segala apa yang diperbuat dalam rangka membesarkan anak-anak adalah agar orang tua bisa menyandarkan masa-masa tuanya kepada anak-anak mereka. Yang demikian ini, bisa berakibat fatal sekali efeknya.


Bisa-bisa, anak-anak tidak bisa tumbuh penuh kesuksesan, sehingga menjadi tidak memiliki kesanggupan untuk menyokong hidup orang tua di usia senja. Atau, jika pun sukses, bisa jadi anak-anak akan tenggelam dalam nasibnya sendiri, sehingga lupa terhadap orang tua yang sudah membesarkan. Na'udzubillah. Ini, adalah bentuk kehati-hatian. Memurnikan niat. Jangan sampai apa pun saja yang ditempuh, menjadikan Allah Swt cemburu.


Kedua, agar manusia hidup dalam kehati-hatian dan perencanaan yang matang. Dirahasiakan-Nya tentang "nanti", sesungguhnyalah mendidik manusia supaya memiliki kehati-hatian yang lebih serta pandai merancang dan merencanakan segala rupa yang hendak dikerjakan "nanti". Di sinilah, manusia diletakkan-Nya dalam wilayah kebebasan berikhtiar dan berusaha. Mendayagunakan seluruh bekal yang telah dianugerahkan-Nya untuk sebaik mungkin mempersiapkan hidup yang bakal dijalani "nanti". Namun demikian, harus tetap bertauhid. Segala apa yang sudah direncanakan dan diikhtiarkan secara matang, belum tentu terwujud nyata, sebagaimana yang diinginkan. Sebab, semua yang terjadi mutlak perkenan Allah Swt. Jadi, harus berpasrah total. Tawakkal.


Jadi, jika sejak awal setiap diri sudah paham dengan dua sebab dirahasiakan-Nya soal "nanti" ini, maka hidup akan terasa ringan, damai, nan penuh rasa optimis. Misalkan, di detik ini tidak memiliki apa-apa, tidaklah menjadikan diri hidup dalam keputusasaan. Melainkan, akan terus sekuat diri berusaha dan sepenuh hati berpasrah kepada Allah Swt. Bergantung hanya kepada-Nya. Siapa tahu, besok kaya raya. Dan seandainya di saat ini kaya, tetap saja hatinya merendah, tidak akan ternodai dengan sifat sombong. Tetap berpasrah. Total tawakkal. Sebab, bisa jadi esok hari makin kaya raya.


Dan, sebagaimana diajak seorang kekasih hati yang sedemikian besar rasa cintanya. Biarpun tujuan itu dirahasiakan sebagai wujud kemesraan dengan kejutan-kejutan di luar dugaan. Maka, diri tetap yakin bahwa apa yang sudah disiapkan dalam bungkus kerahasiaan itu, pasti baik, jelas demi mempersembahkan kebahagiaan yang luar biasa.


Semoga Allah Swt senantiasa menjaga kita semua dalam kebaikan yang mengasyikkan.

 

M. Nurroziqi. Penulis buku-buku motivasi Islam. Alumnus UIN Sunan Ampel SurabayaIngin tulisanmu dimuat di ESQNews.id? kirimkan ke email kami di [email protected]

Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA